Sebagian besar pasangan suami istri pastinya ingin memiliki momongan. Ada yang begitu mudah mendapatkannya di tahun pertama pernikahan. Sebaliknya, ada yang harus menunggu bertahun-tahun terlebih dahulu. Sementara usia terus bertambah dan kehamilan yang terjadi di usia lanjut lebih berisiko terhadap keselamatan ibu serta bayi. Meningkatkan frekuensi hubungan seksual dengan pasangan memang salah satu upaya yang dianjurkan. Namun, perlu diingat bahwa masa subur dan kesehatan reproduksi turun menentukan proses terjadinya kehamilan.
Masa subur setiap wanita setiap bulan berbeda-beda. Untuk mengetahui kapan jadwal masa subur itu terjadi, perlu dilakukan perhitungan berdasarkan panjang siklus haid. Tetapi kini ada cara yang lebih mudah yakni menggunakan alat tes kesuburan. Alat tersebut berbentuk strip sebagaimana test pack yang biasa digunakan untuk tes kehamilan. Menggunakan bahan uji berupa urine. Dari urine akan diketahui kadar Luteinizing Hormone (LH). LH merupakan salah satu hormon yang berperan besar dalam proses ovulasi. Dalam masa subur kadar hormon LH akan meningkat dan itu adalah waktu yang paling tepat untuk melakukan hubungan seksual jika ingin hamil.
Apakah Alat Tes Kesuburan Akurat?
Tingkat akurasi alat ini mencapai 90%. Akan tetapi, ini bukan satu-satunya upaya yang perlu dilakukan dalam program hamil. Tujuan alat pendeteksi kesuburan instant hanya membantu Anda menentukan waktu yang paling potensial untuk melakukan hubungan seksual.
Mengenai keberhasilan hamil atau tidaknya, masa subur bukan satu-satunya penentu. Diperlukan rangkaian tes lainnya guna mengetahui kesehatan organ reproduksi secara menyeluruh. Dua diantaranya seperti:
1. USG Transvagina
USG transvagina merupakan prosedur pemeriksaan kondisi vagina, rahim, leher rahim, indung telur, dan tuba falopi. Terhambatnya pembuahan bisa disebabkan karena bagian-bagian tersebut bermasalah.
2. Histeroskopi
Histeroskopi adalah tes kesuburan yang melibatkan alat menyerupai selang kecil, fleksibel, dan berkamera di bagian ujungnya. Tes ini dilakukan untuk mengecek kondisi bagian dalam rahim, mendeteksi ada atau tidaknya polip, fibroid atau bahkan mengambil sampel jaringan apabila dibutuhkan. Kondisi rahim abnormal bukan saja menghambat proses pembuahan, tapi juga bisa menyebabkan terjadinya pendarahan saat kehamilan.
0 komentar:
Posting Komentar